Header Ads

Urgensi Permodelan Guru dalam Pembelajaran

“Dalam student centered approach, guru tetap memberikan permodelan,” demikian pernyataan Sitti Maesuri Patahuddin, associate professor of Canberra University. Pernyataan tersebut disampaikan beliau saat mengisi webinar Kamis, 12 September 2024. Webinar ini diselenggarakan GTK Kemdikbudristek dengan alumni beasiswa microcredential Kemdikbudristek sebagai peserta.



Pernyataan beliau merupakan masukan atas miskonsepsi terhadap implementasi student centered approach. Seharusnya guru tidak sekedar menyediakan alat dan kegiatan pembelajaran. Akan tetapi guru harus memodelkan terlebih dahulu, murid mengamati. Setelah itu barulah murid berkegiatan.   

Masukan Prof. Sitti mengingatkan kembali terhadap satu pendekatan pembelajaran bernama Gradual Release of Responsible (GRR). Dalam GRR, guru memberikan permodelan terlebih dahulu, murid mengamati. Meskipun berfokus pada pemberian permodelan, guru tetap bisa menanyakan beberapa pertanyaan yang bersifat konfirmasi teknis. Jika ada beberapa alat dan kegiatan pembelajaran, maka guru diharapkan memodelkan lebih dari satu. 


Di tahap berikutnya guru dan murid melakukan bersama-sama. Jika ada beberapa alat dan kegiatan pembelajaran, guru dan murid bisa memilih satu, bisa juga lebih. Tergantung ketersediaan waktu. Agar pemahaman murid lebih dalam, guru dianjurkan menyampaikan sejumlah pertanyaan pemantik.  

Di tahap berikutnya murid bersama-sama melakukan. Jika diperlukan, satu murid memimpin. Kegiatan bersama-sama ini dilakukan dalam kelompok kecil ataupun besar. Tergantung kesiapan murid. Penting bagi guru untuk mengamati pemahaman murid dalam berkegiatan. Jika masih ada kesalahan, hendaklah murid segera diingatkan, tentu saja dengan cara menenangkan. Misalkan dengan pertanyaan yang sifatnya mengingatkan kembali.  

Terakhir murid melakukan sendiri-sendiri. Selain demonstrasi hasil belajar, tahap ini berfungsi sebagai penilaian formatif. Sehingga guru memiliki data ketercapaian pemahaman murid. 


Empat tahap ini tidak dibatasi durasinya, bisa satu hari, satu pekan, bahkan lebih dari satu bulan. Karena sebagian kegiatan pembelajaran dirancang berjangka pendek, sebagian lainnya berjangka panjang. Terpenting guru dan murid tidak kehilangan pijakan. Pencatatan sangat diperlukan.    

Dengan keempat tahapan ini, guru dan murid diharapkan aktif. Sehingga kedua pihak dapat terus tumbuh. Situasi kelas menjadi dinamis dan suportif. 




Fu'ad Fahrudin, Guru SDIT Al-Madinah Kebumen, Alumni Beasiswa Microcredential Numerasi Tahun 2022 

Diberdayakan oleh Blogger.