Sinergi dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Anak
Setiap anak
memiliki minat dan bakat berbeda-beda. Ada anak yang minat bidang A, ada juga
B, ada juga C. Ada anak yang cenderung suka kegiatan fisik, ada pula yang
motorik.
Memberikan
peluang setiap anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya merupakan tindakan
bijaksana. Keluarga salah satu tempat yang bisa diharapkan untuk anak
mengembangkan minat dan bakatnya. Karena keluarga dianggap paling tahu tentang
kecenderungan anak.
Sekolah juga
diharapkan bisa menjadi tempat untuk mengembangkan minat dan bakat anak. Karena
sekolah memiliki kecukupan waktu dan piranti untuk mendeteksi minat serta bakat
anak. Apalagi sekolah memiliki koneksi kepada para pelatih profesional, salah
satu variabel penting dalam mengembangkan minat dan bakat anak. Selain itu,
sekolah merupakan komunitas. Beberapa alternatif pendanaan bisa dilakukan,
semisal bantuan BOS, komite, ataupun iuran peserta ekstrakurikuler.
Klub-klub
alternatif ketiga. Catatannya biaya klub relatif mahal. Selain itu keberadaan
klub lebih banyak di perkotaan.
Mirip dengan
klub adalah komunitas hobi. Di sini setiap anggota bersifat relatif setara.
Hanya ada beberapa orang sebagai koordinator. Setiap anggota memiliki
kesempatan yang sama untuk berbagi, baik kepada sesama anggota komunitas hobi ataupun
pihak luar komunitas hobi.
Event
menjadi pendukung strategis dalam mengembangkan minat dan bakat anak. Contohnya
pentas seni untuk menampilkan bakat anak di bidang pertunjukan. Contoh lainnya
pameran karya seni.
Kompetisi juga
tidak kalah strategis dalam mengembangkan minat dan bakat anak. Bahkan setiap
orang yang ingin mengembangkan minat dan bakatnya dianjurkan untuk
berkompetisi. Agar ada perbandingan sejauhmana capaian yang telah digapai.
Kerjasama pemerintah, dunia industri sebagai sponsor, dan EO sangat diperlukan. Ketiga pihak perlu sinergi dalam menyelenggarakan suatu kompetisi. Sinergi ini berpotensi menyuburkan stimulus sehingga setiap peminat ingin berkompetisi untuk menggapai pengembangan kemampuan.
Dapat dipahami
bahwa pengembangan minat dan bakat anak memerlukan sinergi antarpihak. Sulit
jika pengembangan minat dan bakat hanya mengandalkan satu atau dua pihak saja.
Pepatah Afrika yang kemudian populer, "Butuh satu desa untuk membesarkan
seorang anak."
Lalu bagaimana
jika sinergi antarpihak tipis atau bahkan tidak terlihat? Salah satu jawabannya
tetap membentuk sinergi antarpihak dalam tingkatan komunitas yang mungkin.
Misalkan tingkatan kampung, desa, atau kecamatan.
Pada satu
situasi ekstrem, mungkin sinergi antarorangtua lintas area bisa dilakukan.
Digitalisasi memungkinkan ini terjadi, walaupun beberapa area masih sulit. Tinggal
akses jalan dan transportasi semoga tidak menjadi kendala.
Seorang anak begitu berharga. Potensi yang dimilikinya merupakan bahan dasar untuk membangun peradaban berkemanusiaan. "Setiap kelahiran seorang anak, dalam ras apapun, menampilkan kembali potensi kemanusiaannya luar biasa," demikian ditulis di sampul salah satu buku karya Santrock.
Wallahu a'lam.
Post a Comment