Header Ads

Tazkiyatun Nafs

Di seminar peradaban lintas ormas yang diadakan DPW Hidayatullah DIY - Jatengbagsel tanggal 4 Januari 2025 ada pernyataan menarik dari Kiai Muhajir, sekretaris PW NU DIY. Beliau menyampaikan, "Ada hadits masyhur, 'Ulama itu pewaris nabi."

"Pertanyaannya", lanjut beliau, "Kenapa orang masih harus belajar? Bukankah pewaris itu diam saja sudah dapat warisan? Lalu kenapa ada orang yang pintar sekali, menguasai banyak ilmu?"

"Jawabannya", masih menurut beliau, "Pada tazkiyatun nafs. Bahwa menjaga rasa takut kepada Allah ta'ala, menjaga diri dari syubhat serta haram, merupakan jalan utama agar ilmu terus merasuk ke dalam akal. Sehingga hidayah semakin kokoh."

Sebelum Kiai Muhajir, Ustadz Nashirul Haq, ketua DPP Hidayatullah, juga menyampaikan pentingnya tazkiyatun nafs. Menurut beliau, di zaman ini, tazkiyatun nafs perlu ditingkatkan. Karena sumber tilawah dan ta'lim melimpah. Di sisi lain adab semakin menipis. Jalan utama penguatan adab ada di tazkiyatun nafs. 

Masih menurut Ustadz Nashirul Haq, banyak sekolah unggulan saat ini kembali fokus kepada adab. Tazkiyatun nafs berat, semakin berat jika tidak kunjung dimulai. Apalagi tidak ada teman untuk menjalani bersama.

Dalam kajian Sistematika Wahyu, tepatnya Al-Qur'an surat Al-Muzzammil, ada serangkaian aktivitas tazkiyatun nafs: Shalat (fardhu tepat waktu, jamaah, dan sunnah terutama tahajjud), baca Al-Qur'an, dzikir, tabattul, tawakkal, sabar, dan hijrah. 

Selain ilmu, masih banyak kebaikan yang bisa diperoleh seorang muslim saat memperhatikan tazkiyatun nafs. Sebaliknya, tanpa tazkiyatun nafs, hidup seorang muslim bisa hampa. Bahkan pelan-pelan ia bisa terjerumus kepada kehancuran. Na'udzubillah.

Wallahu a'lam. 


#MenghidupkanSW

Diberdayakan oleh Blogger.