Header Ads

Silaturahim Dialogis

Jalinlah silaturahmi. Kunjungilah ayah-ibu, saudara dekat, juga saudara jauh. Bahkan kepada orang yang bukan saudara, lakukanlah. Hakikatnya ia masih saudara, sesama anak Adam alaihissalam.


Bangunlah komunikasi. Usahakan santai sekaligus mendalam. Dapatkan berbagai pemahaman dan sudut pandang.

Yang demikian penting. Karena dunia sedang mengalami pembauran-pembauran. Apa yang dulu terasa hitam-putih, kini tidak lagi.

Paling tidak, mari lihat reaksi dunia atas kejamnya Zionis Israel kepada Palestina. Dahsyat. Imbasnya Zionis Israel terancam dikucilkan dunia. Di aspek transportasi, sudah ada penutupan penerbangan langsung ke Tel Aviv. Di satu forum PBB, seluruh negara anggota menyetujui resolusi untuk menghentikan kebrutalan Zionis Israel terkecuali Amerika Serikat. 

Fenomena lokal juga tidak kalah menarik. Pembagian Islam modernis-tradisionalis mulai tidak relevan. Memang organisasi yang menjadi representasi kedua kelompok tersebut masih eksis. Namun di internal kedua organisasi tersebut, karakter personilnya semakin beragam.

Belum lagi di organisasi Islam lainnya, keberagaman semakin tumbuh. Di aspek manajemen, modernitas terlihat diterapkan. Namun di aspek lain, warna tradisional masih ditemukan.

Tidak berhenti di situ, di akar rumput umat Islam, mobilitas kesalehan begitu disruptif. Sebagian masyarakat terlihat on the track sebagaimana awalnya, sebagiannya hijrah, sebagiannya butuh bantuan untuk taubat. 

Edukasi dan komunikasi dakwah akhirnya terimbas. Meminjam istilah, saat ini gaya dakwah berjuta rasanya. Apalagi perkembangan ilmu komunikasi serta pirantinya semakin pesat.


Di aspek ekonomi masyarakat, kalangan menengah muslim terus tumbuh, bersaing dengan kekuatan ekonomi non muslim. Namun sebagian kaum muslimin semakin terpuruk, berada jauh di bawah garis kemiskinan. Optimisme muncul, di sudut lain pesimisme tidak bisa diabaikan.

Sekali lagi, jalinlah silaturahim. Bukan untuk satu pihak didengar, tapi saling mendengar. Bukan untuk membanggakan ego, tapi para pihak perlu saling mengeksplorasi. 

Dengan demikian semoga relevansi alam pikir dengan alam nyata semakin akurat. Amal shaleh yang dilakukan kemudian tepat sasaran. Kebaikan dirasakan seluas mungkin.


Demikian Islam. Kebaikannya meluas, mengakomodasi berbagai pihak sekaligus membantu pemenuhan kebutuhannya. Islam benar-benar rahmat bagi seluruh alam.

Wallah a'lam.
Diberdayakan oleh Blogger.