Kemenangan Kampus Madya di DPW Cup 2025: Sebuah Catatan Hikmah
Kampus madya Al-Kahfi, dengan izin Allah ta'ala, berhasil menjadi juara 1 DPW Cup Tahun 2025. Catatannya kampus madya Al-Kahfi mengirimkan hanya satu tim di kompetisi ini. Sebagai pembanding, kampus madya As-Sakinah mengirimkan empat timnya: SD, SMI, UEP, dan kepengasuhan.
Link berita terkait: https://www.dpwhidayatullahdiyjatengbagsel.org/2025/09/dpw-cup-2025.html
Dengan empat tim yang diturunkan, As-Sakinah berhasil meraih dua juara di peringkat dua dan tiga. Raihan ini sangat bagus karena membuka peluang tergapainya juara umum jika kategori itu diadakan. Sayang kategori juara umum tidak ada, sesuatu yang wajar mengingat hampir tidak ada kategori juara umum di turnamen futsal dan sejenisnya.
Nah mari sedikit menganalisis strategi Al-Kahfi dan As-Sakinah dalam meraih juara. Semoga Allah titipkan inspirasi untuk meningkatkan kecerdasan strategis. Ini penting untuk menggapai kejayaan yang lebih gemilang di masa depan.
Mari membedah Al-Kahfi terlebih dahulu. Pertama, hanya ada satu tim yang diturunkan Al-Kahfi. Kedua, tropi top scorer dan best player juga berhasil diraihnya. Raihan top scorer-nya juga tidak main-main: 23 gol. Subhanallah.
Dapat disimpulkan bahwa pemain di tim Al-Kahfi merupakan pemain pilih tanding. Seleksi yang ketat sepertinya dilakukan Al-Kahfi. Latihan intensif juga dapat ditebak, tidak sekali dua kali.
Dengan desain seperti itu, wajar jika juara 1 bisa diraih Al-Kahfi. Lebih jauh bila digunakan dengan benar, momentum kemenangan ini berpotensi menjadi penyatu ruhiyah Al-Kahfi. Bahwa ta'awun antarunit telah menjadi wasilah Allah ta'ala memberikan kemenangan.
Di sisi lain perlu dimaklumi jika Al-Kahfi tidak memiliki sisi yang dimiliki As-Sakinah. Dengan perbedaan jumlah tim yang diturunkan, harap maklum jika As-Sakinah lebih diapresiasi publik termasuk penyelenggara. Imej eksternal As-Sakinah berpotensi lebih ciamik.
Sekarang mari membedah As-Sakinah. Sebagaimana telah disampaikan, empat tim diturunkan As-Sakinah. Potensi imej eksternal yang positif sangat besar. Ini merupakan momentum untuk As-Sakinah menguatkan positioningnya di kalangan kader Hidayatullah tingkat wilayah.
Akan tetapi ada satu pekerjaan rumah As-Sakinah, yakni mengonsolidasikan kembali semangat kesatuannya. Tim-tim dari berbagai unit berpotensi menguatkan kohesitas internal unit, sementara kohesitas lintas unit As-Sakinah dimungkinkan melemah.
Kohesitas internal unit memiliki potensi kecil untuk menimbulkan konflik antarunit. Akan tetapi gangguan komunikasi interpersonal bisa muncul. Hubungan antarorang menjadi sedikit kurang harmonis.
As-Sakinah perlu mengembalikan kohesitas lintas unit, memposisikan di bawah satu nama: As-Sakinah.
Lalu manakah strategi terbaik? Sejauh ini kedua opsi strategi merupakan opsi terbaik. Karena keduanya melahirkan prestasi dan dampak positif lainnya. Efek sampingnya yang perlu dikendalikan.
Satu inspirasi yang mungkin penting untuk dicatat adalah pentingnya sumber daya insani unggul. Karena dengannya, insya Allah, akan banyak kejayaan yang bisa diraih. Strategi menang apapun bisa lebih mudah dipilih.
Diawali dengan analisis kebutuhan, manajemen SDI dilanjutkan ke tahap profilling potensi SDI yang ada, seleksi yang ketat, penempatan yang relevan, dan strategi sistemik.
Berikutnya event-event konsolidasi tim dilaksanakan. Antarpersonel saling kenal dan sinergis. Yaps, kehadiran coach merupakan faktor signifikan.
Coach sosok pemimpin formal dan informal. Dalam dirinya berbaur legalitas dan legitimasi. Tim tidak sekedar percaya, bahkan merasakan ikatan batin yang kokoh. Sehingga arah gerak lebih terarah.
Coach tentu perlu terus mengasah kemampuan strategis dan konsolidasi timnya. Ia tidak sekedar mengasah otak, tapi juga batin. Ada visi, strategi, tapi juga empati.
Demikian.
Sampai jumpa di DPW Cup berikutnya. Insya Allah.
Wallah a'lam.
Fu'ad Fahrudin, penonton
Post a Comment