BNPT Klaim 33 Juta Penduduk Indonesia Terpapar Radikalisme
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid mengklaim terdapat 33 juta penduduk Indonesia terpapar radikalisme. Ia mengatakan ciri-ciri masyarakat yang terpapar radikalisme adalah “intoleran dan anti Pancasila”.
Tak hanya itu, Ahmad juga menyebut ciri lainnya yakni akan memerangi kelompok agama tertentu yang berbeda paham dengan cara menyebar hoaks dan fitnah.
“Ciri indikasi ini di Indonesia sudah mengalami penurunan dari 2019 di angka 38,4 persen, dan pada 2020 sampai 2021 turun di angka 12,2 persen. Artinya masih 33 juta penduduk Indonesia yang sudah terpapar (radikalisme),” kata Ahmad dalam diskusi publik di Kedubes Prancis, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Menurutnya, untuk mencegah radikalisme perlu penanganan dari hulu ke hilir.
“Hilirnya tidak ada masalah karena kita bisa melakukan preventive justice yang dilakukan Densus 88 Anti Teror di bawah koordinasi BNPT,” kata Ahmad.
“Tetapi hulunya, paham yang menjiwainya, paham radikalismenya, Undang-Undang belum bisa digunakan untuk melakukan tindakan secara yuridis,” lanjutnya.
Ahmad mengatakan untuk mengatasi persoalan tersebut pemerintah dapat membuat regulasi yang melarang ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Selain dari regulasi, dia menyebut memerangi radikalisme membutuhkan partisipasi masyarakat.
“Bahwa radikalisme dan terorisme ini kejahatan kemanusiaan, sehingga jadi musuh kita bersama dan bisa optimal penanggulangannya kalau kita lakukan secara bersama-sama,” kata Ahmad.*
Rep: Fida A.
Sumber : www.hidayatullah.com
Post a Comment